PENGAMATAN PELAKSANAAN PROGAM MBS DI SEKOLAH
Disusun oleh :
Hanna Angelina .P (292008520)
Novi Yunitasari (292008514)
Dewi Anggraini .P (292008539)
Fifi Ari Susanti (292008522)
Lusiana Puspita Dewi (292008504)
Lestari Sukowati (292008526)
Kata Pengantar
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kelompok kami yang beranggotakan:
1. Dewi Anggraini P
2. Fifi Ari Susanti
3. Hanna Angelina P
4. Lusi Puspitadewi
5. Novi Yunitasari
6. Lestari Sukowati
Telah melaksanakan observasi pelaksanaan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) di SD Kristen 04 Salatiga. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Wisnu Subagyo selaku Kepala Sekolah SD Kristen 04 yang telah bersedia memberikan informasi tentang pelaksanaan MBS di SD Kristen 04.
Berbagai informasi telah kami dapatkan mengenai pelaksanaan MBS, sehingga menambah wawasan kami mengenai MBS. Oleh karena itu kami merangkum hasil obervasi tersebut dalam bentuk makalah, dengan harapan agar kiranya hasil observasi kami dapat berguna, pada siapapun yang membaca. Dan harapan kami juga, pembaca dapat mengkritisi pelaksanaan MBS yang ada di Indonesia, sebagai contohnya SD Kristen 04 Salatiga. Sehingga dapat memajukan sistem pendidikan di Indonesia.
Selamat membaca.
Bab 1
Pendahuluan
Latar Belakang
Saat ini sekolah-sekolah di Indonesia menerapkan sistem manajemen pendidikan yang berbasis sekolah atau yang lebih dikenal dengan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Namun sebenarnya apa arti manajemen pendidikan itu sendiri. Menurut Gaffar (1989) manajemen pendidikan berarti suatu proses kerja sama yang sistematik, sistemik, dan komprehesif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Manajemen pendidikan juga berarti segala sesuatu yang behubungan dengan pengelolaan proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik itu jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
Tujuan pendidikan dapat tercapai secara optimal, efektif dan efisien bila ada manajemen dalam pendidikan itu sendiri. Hal inilah yang mendasari tumbuhnya kesadaran akan pentingnya manajemen berbasis sekolah yang memberi kewenangan penuh kepada sekolah untuk mengelola sekolahnya sendiri.Dalam pelaksanaan MBS perlu melihat juga kebutuhan dan minat peserta didik, dan masyarakat setempat.
Tujuan MBS sendiri secara umum adalah mengembangkan model untuk memberdayakan sekolah melalui pelaksanaan MBS, pembelajaran aktif kreatif, dan menyenangkan (PAKEM), peran serta masyarakat dalam lingkungan sekolah yang sayang anak. Ketiga tujuan itulah yang menjadi pilar utama dalam MBS. Dan tujuan akhir dalam MBS adalah meningkatkan kinerja sekolah yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip dalam MBS.
Prinsip-prinsip MBS adalah keterbukaan, kebersamaan, akuntabilitas, demokratis, keberlanjutan, menyeluruh, kemandirian, berorientasi pada mutu, pencapaian peran serta masyarakat, pendidikan untuk semua.
MBS memerlukan adanya perubahan tingkah laku kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi dalam mengoperasikan sekolah. Kepala sekolah, guru, dan tenaga administrasi harus mempunyai sifat profesional dan manajerial dimana mereka harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang peserta didik dan prinsip-prinsip dalam pendidikan, yang dimaksudkan agar segala keputusan yang diambil merupakan pertimbangan-pertimbangan pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukanlah pengamatan pelaksanaan MBS di SD Kristen 04 Salatiga. Yang mencakup perkembangan pelaksanaan MBS, pelaksanaan pembelajaran kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM), bagaimana peran serta masyrakat dalam lingkungan yang sayang anak.
BAB II
ISI
- Manajemen Sekolah
SD Kristen 04, Salatiga yang terletak di jl.Jendral Sudirman no.109 Salatiga merupakan SD yang telah mampu menerapkan program MBS dengan baik. Sekolah tersebut mempunyai Visi dan Misi yang sudah tercantum.
Penyusunan visi dan misi sekolah disusun bersama pemngku kepentingan yang meliputi : Kepala Sekolah, Guru, Yayasan dan Komite Sekolah. Semua warga sekolah mengetahui garis besar visi dan misi sekolah yang dapat ditemui di sudut sekolah dan juga mudah diakses dari mana saja sehingga semua warga sekolah ataupun masyrakat sekitar dapat mengetahui dan memahami rumusan visi dan misi sekolah.
SD Kristen 04 memiliki Rencana Kegiatan Sekolah ( RKS ) dan Rencana Kerja dan Anggaran Sekolah ( RKAS ) yang meliputi pendidikan ramah anak, pendidikan inklusi, dan pendidikan kecakapan hidup. RKS dan RKAS di SD Kristen 04 yang selalu diperbaharui setiap tahun dan kerangkanya sistematis. RKS memuat anggaran dan kegiatan pemeliharaan sekolah yang disesuaikan dengan kebutuhan sekolah. Sedangkan prosentase acuan sekolah dalam menyelenggarakan kegiatan sekolah sebesar 75-100%. Dalam pelaksanaannya, ketercapaian RKAS sebesar 75-100%. Dan adanya laporan RKAS, yaitu laporan rutin, yang dapat diakses dan juga disampaikan kepada pemangku kepentingan.
Inventaris yang ada di SD Kristen 04, yang meliputi data wali kelas, daftar guru dan karyawan, dan lain-lain. Khusus pada daftar guru dan karaywan selalu diperbaharui setiap tahunnya karena bisa saja ada guru yang keluar ataupun masuk ke sekolah tersebut. Disamping itu juga terdapat kartu kelas yang berisikan tentang daftar invertaris kelas misalnya dikelas 1 ada 15 meja siswa dan 30 tempat duduk siswa, ada 1 buah almari, 1 buah rak buku,dll. Di ruang guru dan kepala sekolah terdapat papan data yang berisikan daftar ketenagaan dan jumlah siswa yang diperbaharui secara regular dan sistematis.
SD Kristen 04 mempunyai sistem tata tertib sekolah yang disusun dan di sepakati oleh warga sekolah baik guru ataupun siswa. Tata tertib sekolah itu wajib di taati oleh semua warga sekolah, dan bagi yang melanggar tata tertib sekolah akan mendapatkan hukuman. Hukuman itu sifatnya mendidik dan disesuaikan dengan tingkat pelanggaran. Selain tata tertib sekolah juga terdapat tata tertib kelas yang disusun oleh semua anggota kelas yang telah disepakati bersama. Setiap kelas memiliki tata tertib yang berbeda sesuai kesepakatan bersama. Prosentase warga sekolah yang menaati tata tertib sekolah sebesar 75-90%, sedangkan prosentase warga sekolah dalam membuang sampah pada tempatnya kurang dari 50% karena disekolah tersebut ketersediaan tempat sampah cukup banyak yang tersebar di sudut-sudut sekolah.
Perlakuan kekerasan fisik, emosional, penelantaran di sekolah dan pelecehan seksual tidak ada di SD Kristen 04 Salatiga. Sekolah juga menerapkan disiplin positif atau konsekuensi logis dan bentuk pelanggarannya ditanggapi dengan konsekuensi logis dan juga dicatat. Kepala sekolah selalu meningkatkan kemampuan professionalnya dengan melibatkan diri dalam kegiatan KKKS dan selalu membagi pengalamannya di sekolah dalam rangka pembinaan guru. Kepala Sekolah mengikuti kegiatan KKKS secara rutin setiap hari Jumat. Guru di SD Kristen 04 meningkatkan kemampuan profesionalnya dengan terlibat aktif dalam kegiatan rutin KKG dan juga melaksanakan hasilnya untuk peningkatan PAKEM.
- Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan
Setiap kelas memiliki Program Semester Pembelajaran dan program tersebut seluruhnya di gunakan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. Silabus pembelajaran tersedia untuk semua pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan perangkatnya tersedia untuk semua kelas dan mata pelajaran. RPP yang dibuat sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses yang mengandung 3 aspek yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pembelajaran yang digunakan sesuai dengan RPP yang dibuat.
Dalam proses belajar mengajar guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan bervariasi. Guru mengajar dengan terampil dan sesuai dengan kompetensi yang diajarkan. Sebagian besar siswa aktif terlibat dalam kegiatan belajar secara berkelompok. Pertanyaan yang diajukan oleh guru selalu memancing siswa untuk mengeluarkan ide mereka sendiri. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa dengan mengamati respon siswa dan menunjuk siswa yang harus menjawab.
Terdapat interaksi multiarah yaitu antara guru-siswa, siswa-siswa dalam pembelajaran. Respon siswa dalam pembelajaran sangat bagus, mereka berani bertanya, menjawab atau menyatakan pendapat dengan tertib. Bantuan atau interpensi guru kepada siswa selalu memancing siswa untuk berfikir, misalnya dengan mengajukan pertanyaan yang bersifat terbuka (dalam batas kemampuan muridnya), sehingga guru sangat menstimulasi cara berfikir siswa.
Cara pembelajaran dalam kelas sangat bervariasi (klasikal, kelompok, berpasangan, induvidu, dsb), sesuai dengan materi pelajaran dan memancing keaktifan siswa. Dalam memanfaatkan sumber belajar, guru terampil menggunakan berbagai sumber belajar (termasuk lingkungan sekitar) yang sesuai dengan kompetensi yang dikembangkan. Media pembelajaran yang digunakan oleh guru bermacam-macam, salah satunya guru memberikan contoh konkrit yang menghubungkan teori, praktik dan merangsang anak berpikir kritis.
Siswa terlibat sepenuhnya dalam pembelajaran. Mereka dapat melihat dengan jelas demonstrasi penggunaan alat peraga, dapat mendengar penjelasan demonstrasi alat peraga dan memahami cara penggunaannya. Dalam pembelajaran guru menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS), lembar kerja tersebut membantu siswa untuk menemukan konsep/gagasan/cara/rumus. Hasil karya tulis siswa berupa puisi, cerpen, dongeng, gambar dan lain-lain dipajang di mading yang ditempelkan didepan kelas masing-masing. Hasil karya siswa yang dipajang, selalu diperbaharui dan ditata dengan rapi.
Hasil belajar siswa dijadikan referensi evaluasi mengajar guru dan pelaksanaan remedial atau pengayaan pembelajaran siswa secara keseluruhan. Guru menggunakan penilaian proses dan hasil untuk memantau kemajuan belajar siswa. Cara guru untuk mengembangkan kegiatan mandiri siswa yaitu dengan memperhatikan bakat dan minat siswa, disediakan alokasi waktu yang cukup dan terorganisir dengan baik. Sebagian besar siswa dalam berbagai mata pelajaran mencapai Kriteri Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan.
Di setiap kelas tersedia sudut baca yang selalu dimanfaatkan siswa sebagai sumber belajar, sehingga menumbuhkan minat siswa untuk membaca dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Buku-buku yang tersedia di sudut baca antara lain buku teks, LKS, buku cerita dan buku-buku yang relevan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. Di akhir pembelajaran guru selalu meminta siswa untuk melakukan refleksi setelah mempelajari suatu konsep/keterampilan.
- Peran Serta Masyarakat
Untuk membantu dalam program pelaksanaan sekolah SD Kristen 04 mempunyai komite sekolah yang mempunyai fungsi-fungsi sebagai pendukung, pemberi pertimbangan, pengontrol, dan mediator. Pemilihan komite sekolah tersebut dilakukan secara bersama-sama ole kepala sekolah, guru, dan perwakilan orang tua siswa dan berjalan secara demokratis. Selaian komite sekolah, juga terdapat komite yayasan yang ditunjuk dari majelis gereja Yayasan Pendidikan Eben Haezer (YPE) Salatiga, serta terdapat juga Persatuan Orang Tua Siswa dan Guru (POSG). Ketiga bentuk komite sekolah tersebut dinamakan sebagai mitra sekolah, yang pada dasarnya masing-masing mempunyai program dalam upaya meningkatkan mutu sekolah.
Semua pengurus sekolah memahami tugas pokok dan fungsinya. Program komite disusun secara bersama-sama oleh semua pemangku kepentingan di sekolah. Prosentase pelaksanaan program komite sekolah sebesar 75-100%. Di SD Kristen 04 Salatiga, seluruh orang tua ikut berpartisipasi dalam membimbing siswa belajar dirumah, prosentasenya sebesar 75-100%. Orang tua juga mendapakan informasi yang cukup dalam tentang proses penyusunan kurikulum mata pelajaran dan orang tua paham dengan muatan kurikulum, terlibat dalam penyusunan dan memberi masukan. Kerjasama tersebut terjalin karena antara pihak sekolah dan pengurus sekolah, yayasan serta pemerintah dapat saling membantu.
Dalam penyelenggarakan kegiatan sekolah peran masyarakat sangat penting dalam membantu penyelenggaraan seperti dana, pemikiran barang, tenaga, keamanan. Dalam hal ini di SD Kristen 04 Salatiga menyelenggarakan bazar setiap 1tahun sekali dalam 3 hari berturut-turut. Bazaar tersebut biasanya diikuti oleh semua warga sekolah, untuk membantu memperlancar kegiatan tersebut. Kegiatan ini menampilkan berbagai macam hasil karya siswa, peragaan busana, lomba menyanyi, serta ada juga dari PSOG menyajikan makanan yang bisa dimakan anak secara sukarela.
SD Kristen 04 memiliki sumber air yang bersih dan cukup untuk kebutuhan sekolah. Kita bisa melihat tersedianya toilet yang tersedia cukup banyak dan memiliki air yang bersih dan terjaga kebersihannya. Toilet yang tersedia terpisah untuk siswa laki-laki dan perempuan. Ketersediaan tempat sampah berfungsi dengan baik dan terawat kebersihannya, hampir semua (di atas 90%) siswa membuang sampah pada tempatnya. SD ini memiliki area bermain yang aman, cukup memadai dan bersih.
Setiap kelas memiliki tata tertib yang disusun dan disepakati bersama dan sebagian besar warga sekolah menaati tata tertib (75-90%). Di dalam lingkungan sekolah tidak terjadi kekerasan fisik,kekerasan emosional, penelantaran di sekolah dan pelecehan seksual. Sekolah juga menerapkan disiplin positif atau konsekuensi logis sehingga segala bentuk pelanggaran ditanggapi dengan konsekuensi logis tetapi tidak dicatat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
SD Kristen 04 Salatiga, telah melaksanakan MBS dengan baik. Karena dilihat dari hasil observasi kami dengan berbagai indicator dapat terlihat bahwa sekolah tersebut melaksanakan MBS sesuai dengan batas-batas kemampuan sekolah, sehingga pelaksanaannya mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk
2. Saran
Saran dari kami adalah tingkatkan terus pelaksanaan MBS di SD Kristen 04 Salatiga, agar sekolah terus berkembang sesuai karakteristiknya, dan bisa menjawab kebutuhan masyarakat akan pendidikan di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar